Kamis, 28 November 2013

Bulan Syuro ( GREBEK BESAR )



GREBEK BESAR
Oleh : Puji'
1.      Pendahuluan
Bentuk keramaian yang dikenal dengan nama Grebek Besar adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Demak. Pada mulanya hasil ciptaan para wali dalam menyiarkan da’wah lewat kesenian, agar dapat menarik perhatian masyarakat Demak pada masa dahulu. Tradisi ini dilakukan satu tahun sekali bertepatan pada hari raya Idul Adha (10 dzulhijjah). Upacara pembukaan Grebek Besar di halaman Masjid Agung Demak yang resmi dibuka oleh Bupati Demak. Mereka berbondong-bondong meramaikan kota Demak yang terkenal dengan sebutan kota wali. Ritual – ritual yang dilakukan seperti, melaksanakan upacara “selamatan tumpeng songo” (sembilan) diiring menuju Masjid Agung Demak dikawal prajurit patang puluhan (ciri khas prajurit Kesultanan Bintoro) dilanjutkan upacara pemberangkatan minyak Jamas Onto Kusumo dan Keris Cabak di Makam Sunan Kalijogo (Kadilangu) oleh penguasa – penguasa mengenakan pakaian kebesaran Sultan (Sultan Bintoro) sampai acara selesai.
2.      Permasalahan
  1. Kenapa para wali dahulu menyiarkan agama Islam / da’wah dengan menggunakan kesenian ?
  2. Sebenarnya apa makna yang terkandung pada acara Grebek Besar ?
  3. Bagaimanakah keberagamaan acara Grebek Besar ?
3.      Pembahasan
  1. Kenapa Para Wali Dahulu Menyiarkan Agama Islam Dengan Menggunakan Kesenian
Supaya da’wah para wali dalam menyiarkan agama Islam dapat menarik perhatian atau cara mengumpulkan masyarakat yang dilakukan para wali semacam itu sebenarnya mengikuti jejak para penguasa terdahulu misalnya upacara sakral yang dilakukan oleh raja-raja Hindu pada masa itu. Gerakan da’wah dengan kesenian yang diprakarsai oleh para wali ternyata hasilnya memuaskan. Orang-orang selama ini tidak pernah masuk ke dalam masjid, berdatangan ingin mendengarkan suara gamelan kanjing kaia sekati dan kanjeng nyai sekati yang mengumandangkan gendhing - gendhing kesayangannya, yang berisikan ajaran-ajaran agama Islam.
  1. Sebenarnya Apa Makna yang Terkandung pada Acara Grebek Besar /
Upacara Grebek Besar berisikan pendidikan keagamaan melalui gendhing – gendhing kerohanian mengajarkan Ukhuwah Islamiyyah dan mengenalkan peninggalan benda-benda pusaka para wali dalam perjuangan menyiarkan agama Islam.
  1. Bagaimana Keberagamaan Acara Grebek Besar
Keberagamaan Grebek Besar masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistik, seperti halnya ritual – ritual upacara sakral yang dilaksanakan oleh raja - raja Hindu pada saat itu, yaitu Abmawedha, yakni sesaji dan selamatan yang dilaksanakan enam hari atau acara besar-besaran dan Asmaradhana upacara penutup. Dalam ritual-ritual seperti ini bersifat Islam kejawen yang dianggap menyimpang dari ajaran-ajaran Islam.
4.      Kesimpulan
Setiap setahun sekali masyarakat kota Demak mengadakan ritual yang dinamakan “Grebek Besar” yang dilaksanakan bertepatan pada hari raya Idul Adha (10 Dulhijjah). Dalam pelaksanaan ini dihadiri oleh Bupati dan penguasa Demak. Masyarakat berbondong-bondong untuk memeriahkan dan berpartisipasi dalam mengabadikan ritual yang telah dilakukan oleh para wali terdahulu.
Kota Demak terkenal dengan sebutan kota wali, merupakan salah satu sunan yang menyiarkan agama Islam sejak itu. Sunan Kalijogo mulai bertindak sebagai pelopor perbaharuan dalam menyiarkan agama Islam. Untuk mengimbangi kepentingan masyarakat, beliau menciptakan jenis kesenian. Acara Grebek Besar diperingati, karena kita mengingat bahwasanya jasa-jasa yang dilakukan para wali terdahulu yang gigih dalam memperjuangkan Islam agar mencapai kejayaan dengan menggengam prinsip Allah adalah tujuan mereka. Rasulullah menjadi suri tauladan yag perlu ditauladani Al – Qur’an dan As- Sunnah sebagai pedoman untuk membedakan antara yang hak dan bathil.
 
5.      Penutup
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Untuk itu saya mengharap saran dan kritik yang konstruktif. Harapannya paparan makalah ini bisa diterima.

Referensi
  1. Haryadi Sugeng, Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak dan Grebek Besar” CV Mega Berlian, cet 3, 2003
  2. Dr. Erni Budiwanti, Islam Sasak “ LKIS, Yogyakarta, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar